Senin, 25 Januari 2010

Brilliant Legacy Episode 8


Meski gengsi, Woo-hwan (Lee Seung-gi) akhirnya mengganti pakaian mewah yang dikenakan dengan seragam restoran. Siapa sangka, pekerjaan di restoran sangat melelahkan dan tidak semudah yang dikira. Ditambah lagi, sikapnya yang pongah membuat Woo-hwan dijauhi oleh karyawan lain.

Saat pulang, Woo-hwan akhirnya harus merasakan kehidupan rakyat biasa dengan naik bis. Meski diperlakukan dengan buruk, Eun-sung (Han Hyo-joo) berulang kali membantunya. Begitu sampai di rumah, Eun-sung langsung menanyakan soal pelimpahan warisan pada Nenek Jang Sook-ja (Ban Hyo-jung). Bisa menebak kalau namanya hanya dimanfaatkan untuk menyadarkan Woo-hwan, Eun-sung ternyata tidak keberatan karena Nenek Jang sudah begitu baik padanya.

Bangun di pagi hari dalam keadaan lelah (karena belum pernah bekerja keras sebelumnya), Woo-hwan menemui Nenek Jang di ruang tamu dan menyebut siap bekerja di perusahaan Jin Sung. Jawaban sang nenek sama sekali tidak diduga : tidak ada lowongan bagi Woo-hwan sehingga otomatis ia harus kembali bekerja di restoran. Sebelum pergi, Nenek Jang menyerahkan uang yang merupakan upah Woo-hwan bekerja dalam sehari.

Di perjalanan ke restoran, Woo-hwan dicegat oleh Eun-sung yang mengendarai sepeda dan langsung diminta untuk segera membayar sebagian hutangnya. Akibatnya, pemuda itu hanya mempunyai uang pas-pasan untuk naik bis umum dan 'terpaksa' makan siang bersama karyawan lain. Di tempat kerja, kejengkelan Woo-hwan makin menjadi ketika Manajer Lee menyuruh Eun-sung untuk mengajarinya tentang seluk-beluk restoran.

Seperti yang bisa ditebak, Eun-sung mulai frustrasi menghadapi sikap Woo-hwan yang pongah. Begitu jam makan siang tiba, Woo-hwan tertolong oleh kemunculan Seung-mi yang membawakannya bekal makan siang. Namun karena keasyikan dengan Seung-mi, Woo-hwan terlambat kembali ke restoran. Bisa ditebak, ia langsung dimarahi habis-habisan oleh Eun-sung.

Setelah berpikir cukup lama, Eun-sung akhirnya memutuskan untuk berbaikan dengan Jun-se. Begitu melihat sepeda gadis itu didepan restorannya, wajah Jun-se langsung berseri-seri. Jun-se sempat sedikit kaget karena Eun-sung sebagai kakak yang dikirim oleh mendiang ayahnya dari surga, namun ia bisa menutupi kegalauan hatinya dengan senyum.

Berhasil menjual beberapa tas pribadi berharga mahal, Young-ran (Yoo Ji-in) dan Woo-jung (Han Ye-won) berusaha mengendap-ngendap masuk ke rumah namun dasar apes, aksi mereka terlihat oleh Nenek Jang. Sempat berkelit, keduanya tidak berdaya ketika Nenek Jang menyita dompet mereka sambil mengancam bakal mengusir Young-ran dan Woo-jung bila kedapatan memperoleh uang dengan menjual barang-barang pribadi.

Keesokan harinya, Manajer Lee menegur Eun-sung karena Woo-hwan menghilang. Saat dicari, ternyata pemuda itu tengah tidur-tiduran di bagian atap restoran. Menyebut telah menyelesaikan tugasnya, Woo-hwan terdiam saat ditanya mengenai apa yang harus dilakukan seorang pelayan saat berhadapan dengan tamu. Keruan saja, Eun-sung kembali kesal karena Woo-hwan tidak mengerjakan tugasnya.

Bukannya merasa bersalah, Woo-hwan malah balik menyalahkan Eun-sung dan menyebut bahwa sejak kemunculan gadis itu dirumah keluarganya, pria itu selalu dihinggapi kesialan. Kemarahan sekaligus kesombongan Woo-hwan langsung luntur begitu Eun-sung tidak bisa lagi menahan emosinya. Sambil terisak, ia mengatakan bahwa Woo-hwan lah yang menyebabkan Eun-sung tidak bisa bertemu dengan sang ayah untuk terakhir kalinya.

Woo-hwan hanya bisa terdiam ketika Eun-sung berlari meninggalkan dirinya yang terdiam. Belum reda tangisnya, Eun-sung mendapat telepon dari Jung-hee (Kim Mi-sook), yang mengajak gadis itu bertemu. Sempat mengatakan tidak ingin menemui sang ibu tiri, secara tidak sengaja ucapan Eun-sung yang menyebut nama Seung-mi terdengar oleh Woo-hwan.

Beralasan tidak enak melihat Eun-sung tinggal di rumah orang lain yang bukan keluarganya, Jung-hee meminta anak tirinya pindah ke sebuah apartemen yang bakal dibayarinya. Tujuannya sudah jelas : memisahkan Eun-sung dari Nenek Jang dan Woo-hwan. Jung-hee tidak menyangka sama sekali kalau Eun-sung bakal menolak tawarannya mentah-mentah.

Wajah Jung-hee mulai berubah saat Eun-sung menceritakan rahasia yang selama ini hanya diketahui dirinya dan Nenek Jang : kepindahannya adalah supaya Nenek Jang mau membantu menemukan Eun-woo (Yun Joon-suk) yang masih hilang. Bahkan, ia langsung pucat saat mendengar dari Eun-sung kalau Nenek Jang telah mengerahkan orang untuk mencari Eun-woo hingga ke pinggiran kota Seoul.

indosiar.com

NARUTO CHP. 479 ~IZANAGI~

Saia minta maaf karena baru update sinopsis naruto chp.479, sehingga terlambat. Gommen ne minna-san


Saat-saat di mana kekuatan dahsyat Danzou terbuka yaitu Izanagi, yang membuat Karin dan Madara merasa takjub. Namun pertarungan tetap berlanjut antara Sasuke dan Danzou.


Sasuke mulai panic dengan serangan Danzou. Karin tak membiarkan itu, dengan yakin ia ingin membantu Sasuke dengan menganalisis Izanagi. Panah Susano’o kembali melesat dari busurnya, menuj

u arah Danzou. Dan sekali lagi Izanagi beraksi. Madara pun memperhatikan dengan seksama.


Madara : “IZANAGI… Untuk beberapa saat, penggunanya dapat mengubah luka bahkan kematian menjadi sekedar mimpi. Dan kemudian menggunakan serangan sendiri atau mencari kesempatan dan membuat serangan yang nyata.

Penguasaan penuh terhadap realitas diri sendiri. Genjutsu tertinggi. Ditunjukan hanya untuk diri sendiri.”


Madara : “Dan setelahnya mata yang menggunakan izanagi akan mengalami kebutaan,

dan akan menutup untuk selamanya”


Sementara itu, walaupun dengan mudah Madara menganalisis, Karin masih berusaha keras untuk mengetahui titik kelemahan dari Izanagi. Satu persatu mata yang menggunakan Izanagi mulai buta. Danzou mulai mengatur strategi kembali, agar dapat segera menghabisi Sasuke.

Danzou : “Sepertinya, Madara tak berniat untuk ikut dalam pertarungan. Tapi aku harus menyimpan sebagian tenagaku. Kalau-kalau si licik itu berubah pikiran. Tapi serangan Susano’o ju

ga tak mudah. Panahnya susah dihindari.”

Tinggal 5 mata yang tersisa di lengan Danzou. Danzou mengeluarkan kuchiyose berupa baku (tapir) untuk melancarkan serangan agar dapat mematahkan Susano’o. Kuchiyose ini merupakan monster pemakan mimpi buruk (itu kata Madara). Di sisi lain, saat serangan kuchiyose milik Danzou menyerang, Karin tetap berkonsentrasi untuk memperhatikan Danzou.


Sasuke tidak tinggal diam, katon goukakyuu no jutsu ia keluarkan untuk menghalau kuchiyose baku. Terbakarlah sudah, serangan Danzou kali ini gagal untuk mematahkan susano’o. Karin tetap memperhatikan.


Karin : “56, 57, 58, 59, 60. mata itu menutup setelah 1 menit.. dan saat itu, chakra Danzou merosot tajam… jika aku tidak salah, mata-mata itu menunjukkan berapa lama lagi dia dapat jutsu aneh itu. Hanya tinggal 4!…sekitar 240 detik.. jutsu itu hanya sampai 4 menit, tapi bias saja m

asih ada mata yang tersembunyi.”

Serangan yang konsisten dari Danzou. Walaupun gagal mematahkan Susano’o, serangan Danzou dapat mengena dan serangan Sasuke tidak. Setelah itu Karin mulai memberitahu Sasuke tentang Izanagi (walaupun sebenarnya Karin belum tahu apa nama jutsu itu). Sasuke yang setelah diberitahu segera menyerang. Namun serangan itu tak seperti yang diharapkan Karin. Karena bila bertarung dengan Danzou saat ini harus bertarung jarak jauh (menurut Karin). Namun Sasuke tetap tidak mengindahkannya.


Tetap dengan serangan jarak dekatnya. Sasuke terus maju melawan Danzou, dan ini berefek, satu mata tertutup tinggal 3, tertutup kembali dan seterusnya, dan hanya tersisa 1 di lengan Danzou.

Serangan terakhir dimulai, pedang dan pedang saling menghunus ke tubuh mereka berdua.

Apa Danzou yang akan menang ataukah Sasuke…?

Bersambung…..




sembah

Brilliant Legacy Episode 7


Keputusan Nenek Jang Sook-ja (Ban Hyo-jung) membuat menantunya Young-ran (Yoo Ji-in) dan dua cucunya Woo-hwan (Lee Seung-gi) dan Woo-jung (Han Ye-won) kaget setengah mati, aplagi sang nenek menyebut bakal mengusir ketiganya bila tidak mau bekerja untuk mencari nafkah.

Penolakan paling keras muncul dari Woo-hwan, yang memutuskan untuk keluar dari rumah keluarganya dan hidup sendiri. Saat keluar, Woo-hwan berpapasan dengan Eun-sung. Melihat pemuda itu pergi dengan marah, keruan saja Eun-sung yang tengah memboyong sepeda barunya kebingungan. Apalagi, perlakuan tidak mengenakkan juga didapatnya dari Young-ran dan Woo-jung.

Di pabrik, Young-ran terkejut saat diberitahu dirinya bakal diperlakukan sebagai pelayan biasa. Tugasnya pun jauh dari kata santai : memotong kimchi menjadi bagian-bagian kecil. Membuat rekan-rekan sekerjanya mengurut dada karena potongan yang dilakukan jauh dari sempurna, Young-ran langsung lemas saat tahu bahwa dalam sehari, ia harus memotong kimchi dalam jumlah sangat banyak.

Nyaris tidak pernah bekerja keras, Woo-jung kembali ke restoran dan kembali berhadapan dengan manajer yang sempat dimusuhinya dulu. Bisa ditebak, Woo-jung langsung kena marah karena saat bekerja sebagai pengantar makanan, pelayanannya jauh dari memuaskan karena masih mengenakan sepatu hak tinggi.

Satu-satunya yang masih bertahan adalah Woo-hwan, ia menumpang di kediaman sahabatnya Jin Young-suk (Jung Suk-won). Belum bisa melepaskan kebiasaan foya-foya, Woo-hwan baru sadar bahwa keuangannya menipis setelah pulang karaoke. Meski begitu, ia tetap memilih untuk menginap di sebuah hotel mewah sambil memikirkan langkah selanjutnya.

Sung-hee (Kim Mi-sook) sangat terkejut saat diberitahu Young-ran soal keputusan nenek Jang, ia tidak menyangka sama sekali kalau Eun-sung lagi-lagi menjadi orang yang menghalangi niatnya. Namun Sung-hee masih tetap meremehkan apa yang terjadi, ia menganggap Nenek Jang hanya memanfaatkan Eun-sung untuk memotivasi Woo-hwan.

Oleh Young-ran, Seung-mi (Moon Chae-won) diminta mampir ke rumah untuk mengantarkan pakaian bagi Woo-hwan yang masih ngambek. Pertemuan dengan Eun-sung tidak bisa dihindari, Eun-sung langsung teringat dengan ucapan Seung-hee dan, didepan Nenek Jang, pura-pura tidak mengenal sang saudara tiri.

Berusaha kabur dari tempatnya bertugas, Woo-jung mendatangi Jun-se dan merengek supaya diperbolehkan bekerja di restoran pria itu. Sudah tentu Jun-se menolak, apalagi ia tahu Nenek Jang memerintahkan supaya Woo-jung diperlakukan sama seperti pekerja Jin Sung yang lain.

Saat mengantar gadis itu keluar, keduanya berpapasan dengan Eun-sung. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Eun-sung saat tahu kalau Jun-se ternyata bukan hanya manajer melainkan juga pemilik restoran, ia langsung pergi dengan marah tanpa memperdulikan alasan pria itu. Namun, kemarahan tersebut mulai mereda setelah mendapat nasehat dari sahabatnya Hye-ri (Min Young-won) mengenai betapa banyaknya bantuan Jun-se selama ini.

Puncak kesulitan Woo-hwan terjadi ketika dirinya sudah tidak mampu lagi membayar biaya hotel dan harus berurusan dengan polisi. Kabar itu membuat Young-ran ibunya kaget, namun saat diberitahu, Nenek Jang bergeming dan menolak untuk membebaskan sang cucu laki-laki, yang sempat menyerang polisi yang tengah menginterogasinya karena merasa terhina, dari penjara.

Untungnya ada Jun-se, yang begitu diberitahu langsung membebaskan Woo-hwan dengan uang jaminan. Tidak punya tempat lagi, Woo-hwan harus menelan malu dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Begitu melihat sang cucu, Nenek Jang kembali menekankan aturan yang harus ditaati : ia meminta Woo-hwan bekerja di restoran tempat Eun-sung magang.

Meski tidak punya uang, paginya Woo-hwan yang masih tetap sombong nekat berangkat naik taksi meski sudah diperingatkan Eun-sung. Akibatnya saat sampai di tempat kerja, ia harus meminjam uang dari gadis itu. Saat dimarahi karena boros, Woo-hwan malah menarik lengan Eun-sung sambil menyebut gadis itu sombong karena telah menjadi pewaris Jin Sung. Keruan saja, Eun-sung sangat kaget.

Minggu, 24 Januari 2010

The Great Queen Seon Deok Episode 53


Yang pertama dilakukan Ratu Seon Deok (Lee Yo-won) adalah mengangkat Kim Yeongchun (Do Yi-sung) sebagai perdana menteri sementara bidang militer dipercayakan kepada Kim Seohyeon (Ju Sung-mo). Ratu Seon Deok juga memutuskan untuk memperkuat sektor pertanian sebelum memulai perang dengan Goguryeo dan Baekje.

Begitu ada kesempatan, Yushin (Uhm Tae-woong) mengingatkan Ratu Seon Deok untuk mau menerima para keturunan Gaya sebagai bagian dari Shilla. Tersenyum sambil mengangguk, sang ratu berjanji bakal melakukan hal yang diminta Yushin. Sayang, mantan pimpinan Bokyahwei Wolya (Joo Sang-wook) ternyata punya rencana sendiri, ia masih ngotot ingin menjadikan keturunan Gaya sebagai pemimpin Shilla.

Di kediamannya, Ratu Seon Deok mengadakan rapat dengan Bidam (Kim Nam-gil). Rupanya, pria itu diminta untuk mengepalai Biro Inspektorat yang kelak berfungsi untuk menyidik dan menangkap semua pejabat yang terbukti korupsi atau berkhianat tanpa pandang bulu. Ketika ditanya siapa yang bakal mengawasi kiprahnya, Bidam langsung tersenyum begitu mendengar kalau Ratu Seon Deok sendiri yang ternyata bakal bertanggung jawab atas semuanya.

Pamor Ratu Seon Deok semakin menanjak ketika rakyat dari benteng Angang datang sambil membawa hasil pertanian dan mengabarkan keberhasilan mereka menggarap lahan yang semula tandus. Sebagai penghargaan, Ratu Seon Deok menganggap seorang rakyat Angang yang berhasil memberi upeti paling besar sebagai penanggung jawab wilayah dan berjanji bakal menerapkan kebijakan serupa pada daerah lain.

Beberapa tahun berlalu, Ratu Seon Deok dan para asistennya tengah menunggu kehadiran kembali Jendral Kim Yushin yang baru saja pulang dari pertempuran melawan Baekje. Siapa sangka, orang pertama yang muncul adalah Chunchu (Yoo Seung-ho)...yang kini telah mahir berkuda! Di istana, kiprah Biro Inspektorat benar-benar membuat banyak bangsawan ketar-ketir. Salah satu yang telah ditangkap dan diinterogasi adalah Seolji (Jung Ho-geun).

Bisa ditebak, semua tidak lepas dari strategi Bidam yang lihai, ia menangkapi satu-persatu orang yang dicurigai terlibat dengan Bokyahwei yang disinyalir bakal bangkit lagi. Mendengar ucapan Yeomjong bahwa rakyat tengah mengelu-elukan Yushin, Bidam langsung geram. Namun, ia mampu menyembunyikan kebencian itu dan menyambut kembalinya Yushin bagai teman lama.

Perubahan tidak cuma dialami oleh Bidam dan Yushin melainkan juga mantan anggota klan Kembang Naga, terutama Godo (Ryu Dam) yang kini dikenal sebagai panglima pemberani. Diam-diam, Bidam menemui Ratu Seon Deok dan mengutarakan kecurigaannya kalau Yushin terlibat dengan Bokyahwei.

Setelah mendapat ijin dari Ratu Seon Deok, Bidam dan Biro Inspektorat langsung menangkapi satu-persatu keturunan Gaya yang ada di lingkungan istana. Tidak sadar kalau sahabatnya telah berubah drastis, Yushin menemui Bidam untuk menanyakan soal Seolji. Ia tidak sadar bahwa diam-diam Bidam menggunakan pengetahuannya tentang bahasa sandi untuk semakin memojokkan bangsa Gaya dan Bokyahwei.

Setelah berkeliling menemui para pejabat dan sahabat, Yushin akhirnya menghadap Ratu Seon Deok. Sempat berbincang-bincang soal para anggota klan Kembang Naga yang kini telah menjelma sebagai pahlawan Shilla, sang ratu berusaha memancing reaksi Bidam dengan menanyakan soal Seolji dan Wolya. Begitu pulang, Yushin baru sadar bahwa Biro Inspektorat telah membuat banyak bangsawan cemas.

Ia baru sadar ada yang tidak beres setelah Godo muncul dan melaporkan bahwa salah satu prajurit kepercayaannya Changi juga telah ditangkap. Terakhir, Wolya juga berhasil diringkus. Keadaan tersebut mendapat perhatian dari Chunchu, yang sadar bahwa saat ini tengah terjadi perebutan pengaruh antara dua kekuatan besar di istana : Yushin dan Bidam.

Para pentolan pasukan Yushin langsung mendatangi Biro Inspektorat setelah tahu Wolya ditangkap, nyaris saja terjadi kericuhan kalau saja Yushin tidak muncul menengahi. Saat mencari tahu alasan kenapa Wolya ditahan, Yushin mendapat jawaban yang dingin dari Bidam. Langsung mengkonfrontir Ratu Seon Deok, Yushin sangat terkejut ketika diberitahu kalau Wolya dicurigai sebagai penggerak utama gerakan Bokyahwei yang kembali aktif.

Strategi Bidam mendapat pujian dari Seolwon (Jun Noh-min), yang mampu melihat bahwa bangsa Gaya yang sebelumnya menjadi kekuatan Yushin kini berubah menjadi sesuatu yang bisa menjatuhkan sang jendral. Sambil tertawa, Hajong (Kim Jung-hyun) menyebut Bidam sangat mirip dengan seseorang yang begitu dikenal dan dirindukannya.

Yushin masih belum menyerah, ia berusaha membujuk Ratu Seon Deok. Saat sang ratu tengah berpikir keras, tiba-tiba Bidam muncul dan menyebut semua bukti-bukti yang memberatkan sudah berhasil dikumpulkan dan kini hanya ada satu langkah yang harus diambil : memeriksa Jendral Yushin sebagai tersangka.

KODOMO NO HI ~Childrean’s Day~


Kodomo No Hi adalah festival anak di Jepang, tapi festival ini biasanya untuk anak laki-laki. Festival ini jatuh pada tanggal 5 Mei. Perayaan ini dikenal pula dengan sebutan Tango No Sekku (festival bunga iris) karena pada saat itu, bunga iris sedang mekar-mekarnya.

Walaupun Kodomo No Hi disebut sebagai hari anak laki-laki, umumnya semua anggota keluarga ikut merayakannya. Sejak tahun 1948 Kodomo No Hi dijadikan sebagai hari libur nasional oleh pemerintah Jepang.

Kelurga yang memiliki anak laki-laki akan menancapkan galah di halaman rumah. Galah itu dipasangi semacam umbul-umbul kain yang berbentuk ikan karper. Pemasangan galah ikan karper ini disebut dengan koinobori. Simbol ikan karper mengacu pada kepercayaan Cina kuno, di mana ikan karper dianggap sebagai symbol kekuatan, kesuksesan, perjuangan, dan ketekunan.

Tiap orang tua berharap semoga anak laki-laki mereka tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat, sehat, dan memiliki daya juang dalam hidup, sesuai dengan ikan karper yang berani berenang menentang arus Sungai Kuning dalam legenda Cina Kuno.

Diantara beberapa umbul-umbul ikan karper yang terpasang pada galah itu, pasti akan selalu ada magoi (ikan karper hitam) yang melambangkan seorang ayah. Sedangkan higoi (ikan karper merah) melambangkan sang anak. Sedangkan fukinagashi (umbul-umbul yang berwarna-warni) mewakili aliran Sungai Kuning yang deras.

Jika pada Hinamatsuri (hari anak perempuan), anak-anak perempuan memasang 1 set boneka kerajaan yang berasal dari Era Heian, pada Kodomo No Hi, para anak laki-laki juga memajang boneka samurai berikut atribut pakaiaan dan senjatanya. Boneka samurai ini dikenal dengan sebutan Gogatsu Ningyo atau Musha Ningyo. Biasanya mereka juga memasang boneka pahlawan legenda Jepang seperti Momotaro dan Kintaro. Pemasangan boneka-boneka tersebut melambangkan kekuatan dan perjuangan. Setelah itu, biasanya mereka menggantungkan rangkaian bunga iris di sekeliling rumah untuk menghalau roh jahat.


gogatsu ningyo

Saat ini tidak semua keluarga di Jepang dapat memasang Gogatsu Ningyo dan boneka-boneka lainnya karena keterbatasan ruang dalam rumah mereka. Ini dapat dimaklumi karena saat ini banyak keluarga Jepang yang tinggal di apartemen yang tidak begitu luas. Agar perayaan Kodomo No Hi tetap terasa, mereka biasanya memasang Kabuto, yaitu semacam penutup kepala yang biasa dipakai oleh para samurai pada zaman dulu.

Walau Kodomo No Hi adalah hari anak laki-laki, tapi anak perempuan juga bisa ikut merayakannya. Biasanya para anak laki-laki mengundang teman-temannya termasuk teman perempuan untuk bertamu. Tuan rumah akan menjamu tamunya dengan makanan khas dari perayaan Kodomo No Hi, seperti Chimaki dan Kashiwamochi.


chimaki

kashiwamochi

Credit : nakayoshi

Jumat, 22 Januari 2010

HANBOK





Annyonghaseo chingu…

Setelah kemarin sempat membahas tentang budaya Jepang : “Japanese Wedding Ceremony”, kali ini saia ingin membahas budaya Korea yaitu hanbok.


Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti "pakaian orang Korea", hanbok pada saat ini mengacu pada "pakaian gaya Dinasti Joseon" yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional.

SEJARAH HANBOK

Beberapa elemen dasar hanbok pada saat ini seperti jeogori atau baju, baji (celana) dan chima(rok) diduga telah dipakai sejak waktu yang lama, namun pada zaman Tiga Kerajaan pakaian sejenis ini mulai berkembang. Lukisan pad

a situs makam Goguryeo menunjukkan gambar laki-laki dan wanita pada sa

at itu memakai celana panjang yang ketat dan baju yang berukuran sepinggang. Struktur terse

but sepertinya tidak banyak berubah sampai saat ini.

Pada akhir masa Tiga Kerajaan, wanita dari kalangan bangsawan mulai mem

akai rok berukuran panjang dan baju seukuran pinggang yang diikat di pinggang dengan celana panjang yang tidak ketat, serta memakai jubah seukuran pinggang dan diikatka

n di pinggang.

Pada masa ini, pakaian berbahan sutra dari Tiongkok ( Dinasti Tang ) di

adopsi oleh anggota keluarga kerajaan dan pegawai kerajaan. Ada yang dise

but Gwanbok, pakaian tradisional untuk pegawai kerajaan pada masa lalu.

Periode Goryeo

Ketika Dinasti Goryeo (918–1392) menandatangani perjanjian damai dengan Kerajaan Mongol, raja Goryeo menikahi ratu Mongol dan pakaian pegawai kera

jaan lalu mengikuti gaya Mongol. Sebagai hasil dari pengaruh Mongol ini, ro

k (chima) jadi sedikit lebih pendek. Sedangkan Jeogori (baju untuk tubuh bagian atas) diikat ke bagian dada dengan pita lebar, sedangkan lengan bajunya didesain agak ramping.

Pada masa Dinasti Joseon, jeogori wanita secara perlahan menjadi ketat d

an diperpendek. Pada abad ke-16, jeogori agak menggelembung dan panjangnya mencapai di bawah pinggang. Namun pada akhir abad ke-19, Daewon-gun memperkenalkan Ma

goja, jaket bergaya Manchu yang sering dipakai hingga saat ini.

Periode Joseon

Chima pada masa akhir Joseon dibuat panjang dan jeogori menjadi pendek dan ketat. Heoritti atau heorimari yang terbuat dari kain linen difungsikan sebagai korset karena begitu pendeknya jeogori.

Kalangan atas memakai hanbok dari kain rami yang ditenun ata

u bahan kain berkualitas tinggi, seperti bahan yang berwarna cerah pada musim panas dan bahan kain sutra pada musim dingin. Mereka menggunakan warna yang bervarias

i dan terang. Rakyat biasa tidak dapat menggunakan bahan berkualitas bagus karena tidak sanggup membelinya.

Umumnya dahulu kaum laki-laki dewasa mengenakan durumagi (semacam jaket panjang) saat keluar rumah.

hanbok keluarga kerajaan

BAGIAN-BAGIAN HANBOK

1. Jeogori: ialah bagian atas dari hanbok ( baju ).Untuk hanbok laki-laki ukurannya lebih besar dan simple, sedangkan untuk wanita agak pendek dan ditandai garis lengkung dan dekorasi yang lembut.

2. Deong Jong : yaitu krah yang berwarna yang berwarna putih .

3. Otgoreum (Cloth Strings): adalah pita yang dipakai pada baju hambok untuk wanita, yang melintang hingga ke Rok ( chima )

4. Chima : adalah rok pada bagian hanbok. Ada berbagai macam jenis chima, ada yang lapisan tunggal dan ada juga yang double.

5. Pattern: susunan gambar atau garis dan juga perpaduan warna.

Masih banyak lagi istilah bagian pada hanbok, misalnya baerae ( pada lengan ), kket dong ( lengan ) dan lain sebagainya.

Untuk hanbok pria ada ” baji ” yaitu celana untuk hanbok. biasanya bentuknya l

onggar .

Pada kesempatan ini saia juga melampirkan cara memakai otgoreum ( pita ) pada hanbok, walaupun nampak sederhana, namun seringkali kesulitan .

1. Ada dua sisi yang kita anggap A ( kiri ) dan B ( kanan ) . Letakkan sisi A di atas sisi B.

2. Sisi A putar dan tarik ke atas.

3. Dengan panjang kira-kira 10 cm lipat sisi B

4. Kembali sisi A diputar ( di talikan ) lagi.

5. Tarik dan rapikan.

6. Atur keserasian panjang antara kedua sisi tersebut

Brilliant Legacy Episode 6


Masih syok melihat Pyung-joong (Jun In-taek) masih hidup, Sung-hee (Kim Mi-sook) berbohong dengan mengatakan Eun-sung membawa Eun-woo ke Amerika dengan uang asuransi kematian sang suami. Padahal, uang tersebut digunakan sendiri oleh Sung-hee.

Ketika waktu makan tiba, Eun-sung (Han Hyo-joo) langsung canggung begitu diminta duduk semeja dengan Nenek Jang Sook-ja (an Hyo-jung), Young-ran (Yoo Ji-in), dan Woo-jung (Han Ye-won). Satu-satunya yang absen adalah Woo-hwan (Lee Seung-gi), yang mengaku tidak ada nafsu makan sambil menatap Eun-sung dengan marah. Meski tidak enak, Eun-sung menurut ketika Young-ran memintanya untuk membujuk Woo-hwan.

Bukannya senang, Woo-hwan semakin marah dan mulai mengatai Eun-sung sebagai penipu karena tidak juga. Dengan mata berkaca-kaca, gadis itu langsung menyebut bahwa ia punya alasan sendiri yang belum bisa diceritakan. Kejadian itu membuat Woo-hwan mulai ragu dengan dugaannya, ia mulai memeriksa tas Eun-sung yang masih dipegangnya. Setelah melihat isi tas tersebut, Woo-hwan mulai sadar kalau Eun-sung tidak seperti gadis yang dikiranya selama ini.

Meski masih tetap sombong, sikap Woo-hwan melunak. Ia mendatangi Eun-sung sambil menyerahkan tas dan uang dalam nominal yang cukup besar sebagai pengganti kerugian yang telah ditimbulkan. Ucapan Eun-sung selanjutnya cukup membuat Woo-hwan terkejut : ia menyebut baru bakal menerima uang tersebut bila tas Woo-hwan sudah dikembalikan.

Setelah menemui Seung-mi (Moon Chae-won) untuk menanyakan soal tas Woo-hwan, dan tidak sadar kalau sang saudara tiri masih hidup berkecukupan, Eun-sung menghadiri masa orientasi kerja pertamanya. Tersenyum melihat gadis itu hanya mengenakan pakaian kasual dan sepatu kets, Nenek Jang memanggil Eun-sung setelah acara selesai, menyerahkan seamplop uang, dan menyuruhnya membeli pakaian dan sepatu yang pantas.

Setelah memulai masa percobaan di restoran yang dikomandani Manajer Lee Joon-young (Baek Seung-hyun), Eun-sung mulai mencari pakaian dan sepatu dengan ditemani oleh Jun-se (Bae Soo-bin). Di saat yang sama, Woo-hwan juga tengah menghabiskan hari bersama Seung-mi. Saat mengobrol, Seung-mi mulai bisa menebak kenapa Woo-hwan enggan meneruskan usaha keluarga.

Begitu malam tiba, Eun-sung langsung pamit pulang karena ingin mengejar pekerjaan sampingan yaitu mengantar susu. Begitu sampai di rumah, ia langsung menyerahkan sisa uang belanja pada Nenek Jang dan menolak saat diminta untuk menyimpan sisa uang tersebut. Sikap Eun-sung yang jujur membuat Nenek Jang semakin sayang pada gadis itu.

Saat hendak berangkat kerja, Young-ran menyuruh Eun-sung untuk mengantarkan ponsel sahabatnya yang tertinggal. Sikap Young-ran yang bagai nyonya besar tersebut membuat Nenek Jang marah, apalagi Woo-jung cucu perempuannya juga setali tiga uang. Rupanya karena terbiasa hidup mewah, keduanya tidak menghargai uang dan kerja keras.

Mengantarkan ponsel ke alamat yang dituju, Eun-sung sangat kaget saat Seung-mi membuka pintu. Baru mengerti kalau ibu tirinya berbohong, Eun-sung menyerahkan ponsel sebelum kemudian buru-buru pergi. Seung-mi langsung menyusul dan, sambil memberikan tas yang dicari, beralasan bahwa apartemen tersebut adalah warisan dari mendiang ayahnya. Setelah Eun-sung pergi, Seung-mi baru menyadari kalau dirinya benar-benar anak Jung-hee.

Kembali bertemu dengan Pyung-joong, Jung-hee menyatakan sejumlah alasan dan menyalahkan suaminya. Namun, Pyung-joong yang tahu betul akan watak sang istri meminta Jung-hee menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Secara mengejutkan, Jung-hee menyebut tidak bisa lagi menerima Pyung-joong karena melanggar janji pernikahannya. Diam-diam, Jung-hee telah menyiapkan strategi untuk memastikan masa depannya : mendekati direktur Jin Sung Park Tae-soo (Choi Jung-woo).

Nenek Jang kembali dibuat kecewa oleh ulah Woo-hwan, yang dengan kasar menepis tangan salah seorang pegawai Jin Sung yang memegang lengannya. Di rumah, kekecewaan semakin menjadi-jadi saat melihat Young-ran dan Woo-jung membuang barang-barang mereka yang masih bagus dengan alasan sudah usang.

Tidak cuma itu, kedua cucunya juga menyerahkan proposal yang diminta dengan tidak memuaskan. Woo-hwan berniat menggunakan tanah yang semula disiapkan untuk membangun apartemen bagi para pekerja untuk lapangan golf terbesar di Korea, sementara cita-cita Woo-jung lebih bikin miris : mempercantik diri dan bersiap-siap menikah. Setelah berpikir cukup lama, Nenek Jang akhirnya mengambil keputusan drastis.

indosiar.com

The Great Queen Seon Deok Episode 52


Setelah Mishil (Go Hyeon-jeong) meninggal, tanpa banyak bicara Bidam (Kim Nam-gil) langsung keluar ruangan dan memacu kudanya. Dibelakangnya, Putri Deokman (Lee Yo-won) yang matanya masih sembab muncul dan meminta Yushin (Uhm Tae-woong) untuk melakukan pengejaran.

Begitu dicegat, Bidam yang marah langsung menyerang Yushin, keduanya sempat terlibat perkelahian. Begitu Putri Deokman muncul, Bidam langsung terdiam. Memutuskan bicara empat mata, sang putri meminta Bidam untuk bicara jujur kalau tidak ingin hubungan mereka berakhir. Dengan suara pelan, pria itu akhirnya mengaku kalau Mishil adalah ibu kandungnya.

Mata Putri Deokman langsung terbelalak, ia akhirnya mengerti kenapa Bidam belakangan kerap terlihat bersama Mishil terutama saat sang pemegang segel kerajaan nekat memutuskan untuk merebut tahta. Sadar betapa perihnya hati Bidam atas semua yang terjadi, Putri Deokman dengan lembut memeluk pria itu sambil mencucurkan air mata.

Kabar meninggalnya Mishil benar-benar memukul kubu lawan khususnya Chilseok (Ahn Kil-kang) dan Seokpum (Hong Kyung-in), keduanya nekat melawan perintah dan tidak mau menyerah. Bujukan Alcheon (Lee Seung-hyo) tidak mampu mempengaruhi Seokpum, yang lebih memilih bunuh diri. Rupanya, pentolan hwarang kepercayaan Mishil itu hanyalah pengalih perhatian.

Ketika Putri Deokman tengah berjalan pulang bersama Bidam, tiba-tiba Chilseok muncul dengan satu tujuan : membunuh sang putri. Bidam tidak berdaya, namun dari belakang mendadak muncul Yushin sehingga pertempuran tidak bisa dielakkan.

Melawan dua pejuang terbaik Putri Deokman, Chilseok tidak bisa berbuat banyak. Rupanya, ia lebih memilih mati di ujung pedang bersama Mishil junjungannya dibanding menyerah. Sebelum menghembuskan napas terakhir, Chilseok bergumam bahwa pada akhirnya takdir yang terus mempertemukannya dengan Putri Deokman bisa diselesaikan.

Begitu kembali ke markas, Putri Deokman langsung melakukan konsolidasi dengan anak buahnya untuk menangani anak buah Mishil yang masih tersisa. Mendadak muncul kabar buruk dari ibukota : kondisi Raja Jinpyeong (Jo Min-ki) semakin memburuk. Sang putri langsung memacu kudanya, dan langsung meraih tangan ayahnya yang tengah sekarat.

Dengan terengah-engah, Raja Jinpyeong menyebut dirinya bakal kembali beradu siasat dengan Mishil di kehidupan berikutnya dan berharap bisa bertemu Putri Cheonmyeong. Setelah meninggalkan pesan supaya Putri Deokman memenuhi cita-cita untuk mempersatukan tiga kerajaan, Raja Jinpyeong akhirnya wafat.

Dua suasana duka yang terjadi di Seorabol terjadi dalam suasana kontras : meninggalnya Raja Jinpyeong dijadikan bencana nasional sementara kematian Mishil digelar di tempat tertutup dan dalam suasana sederhana. Satu-satunya wakil dari kubu Putri Deokman yang muncul adalah Bidam, yang langsung dibujuk Seolwon (Jun Noh-min) untuk meneruskan perjuangan ibunya.

Mulai menjalankan pemerintahan secara normal, Putri Deokman mengambil keputusan mengejutkan : menolak hukuman mati dan membiarkan anak buah Mishil yang tersisa hidup. Rupanya, Putri Deokman menganggap bahwa penumpasan orang-orang musuh bebuyutannya hanya akan membuka luka baru.

Orang pertama yang langsung berlutut untuk menyatakan kesetiaannya adalah Seolwon, yang kemudian disusul oleh Misaeng (Jung Woong-in) dan yang lain. Satu-satunya yang memutuskan untuk berhenti adalah Sejong (Dok Go-young) yang berniat pensiun dan kembali ke kampung halamannya. Sebelum berpisah, Sejong berpesan pada Seolwon untuk meneruskan perjuangan Mishil.

Setelah bicara empat mata dengan Bidam, sekaligus meyakinkan dirinya kalau pria itu bisa dipercaya, Putri Deokman menciptakan departemen baru yang bertugas untuk menginspeksi tugas dari bagian-bagian lain dan langsung berada dibawah komandonya.

Orang-orang yang berada di departemen tersebut ternyata adalah para mantan anak buah Mishil. Sambil tersenyum, Putri Deokman menyebut telah mempunyai calon yang paling tepat untuk mengisi jabatan pimpinan bagian baru tersebut. Tidak salah, komisaris yang terpilih adalah Bidam.

Alasan yang dikemukakan Putri Deokman cukup masuk akal, bersatunya para anak buah Mishil di satu bagian akan memudahkan dirinya untuk mengontrol mereka. Selain itu, kehadiran Bidam yang adalah anak Mishil bakal membuat orang-orang departemen tersebut tidak punya pilihan lain kecuali menurut.

Satu-satunya orang yang bisa melihat alasan lain Putri Deokman adalah Chunchu (Yoo Seung-ho), yang dengan tepat mampu menebak bahwa didirikannya departemen baru adalah bagian dari strategi Putri Deokman untuk melapangkan jalannya menuju kekuasaan.

Hari yang telah ditunggu-tunggu yaitu pelantikan pemimpin Shilla yang baru akhirnya tiba, yang sekaligus menjadi sejarah baru dimana seorang ratu yang bakal tampil sebagai penguasa. Begitu Ratu Seon Deok mengangkat tangan, semua langsung berlutut dan menyatakan kesetiaan mereka. Namun, perseteruan baru saja dimulai.

indosiar.com

Rabu, 20 Januari 2010

Fahrenheit...Tampil Erotis?


Boyband Taiwan Fahrenheit dikabarkan membuat kejutan yang sesungguhnya tidak diharapkan mereka. Tanpa setahu dan seizin Fahrenheit yang beranggotakan keempat pemuda ganteng, Wu Zun, Jiro Wang, Calvin Chen dan Arron Yan, foto mereka dibajak untuk dipajang dalam kalendar porno tahun 2010 yang ditujukan untuk kalangan pria.

Sebuah komunitas forum gay Hong Kong di internet beberapa waktu lalu sengaja menempelkan wajah Wu Zun dan Calvin pada badan pria kekar dan membuat sebuah foto yang membuat mereka seolah-olah sedang bercinta. Tidak hanya gambar mereka dipajang dalam DVD komersial "Follow Me" buatan komunitas gay tersebut, mereka juga digunakan alat untuk merekrut anggota baru.

Selain Wu Zun dan Calvin Chen, dua anggota lain Fahrenheit, Jiro Wang dan Arron Yan juga bernasib sama. Foto mereka juga direkayasa menjadi foto sensual dalam kalendar porno tersebut. Terang saja Fahrenheit dan juga manajemen artis mereka menjadi berang dan berniat mengambil tindakan hukum atas komunitas internet gay yang dianggap melanggar hak cipta foto mereka.

indosiar.com

Japanese Wedding Ceremony




Moshi-moshi minna-san, ^-^ kali ini saia ingin membahas salah 1 kebudayaan masyarakat Jepang tepatnya upacara pernikahan.


Kita semua tahu bahwa pernikahan adalah pengikat bagi 2 insan manusia dalam suatu hubungan resmi dan sah secara agama dan Negara *kelihatannya kalimat saia yang ini sangat terlalu mendalam, he he he ^-^*. Walaupun begitu pasti di setiap daerah maupun Negara, tata cara dalam melaksakan upacara pengikat ini berbeda. Seperti halnya di Jepang. Di Jepang terdapat 2 jenis upacara pernikahan yaitu ala barat atau kirisuto-kyou shiki dan juga ala Shinto atau shinzen kekkon shiki. Tentunya sebelum memulai upacara pernikahan kedua mempelai harus mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor pemerintahan setempat. Ritual upacara pernikahan ala barat di Jepang diadaptasi dari upacara pernikahan dalam agama Kristen/Katolik jadi tidak banyak perbedaan dengan Negara lain. Sedangkan ala Shinto cukup unik.


Kenapa begitu? Karena sebelum upacara terselenggarakan, pengantin wanita di “warnai” dengan bedak putih dari kepala hingga ujung kaki sebagai symbol bahwa sang wanita masih suci dihadapan para dewa. Pengantin wanita kemudian memakai kimono brokat berwarna putih dan sanggul tradisional. Kimono yang digunakan disebut uchikake atau shiromuku. Setelah rambutnya ditata dan dipasang wig, kepala sang pengantin diberi penutup kepala. Ada dua macam penutup kepala yang lazim digunakan, yaitu wataboshi (tudung pengantin) dan tsunokakushi, penutup dahi yang dikatakan menyembunyikan “tanduk kecemburuan” sang pengantin. Tsunokakushi juga menyimbolkan niat sang pengantin menjadi istri yang lembut dan penurut. Untuk pengantin pria cukup memakai kimono resmi dengan hakama *ternyata dimana2 pengantin wanita itu selalu ribet.. huft =3=*

tsunokakushi


Pesiapan dan Upacara


Pagi-pagi sekali pengantin wanita harus sudah didandani paling tidak 2 jam sebelum upacara. Penata rias tak hanya mendandani pengantin saja, mereka juga bertugas untuk mengurus tata rias dan busana keluarga dari kedua belah pihak dalam gaya formal. Satu jam sebelum upacara dimulai, pengantin pria dan para tamu harus sudah datang.

Agenda pertama adalah sesi berfoto bersama yang diikuti keluarga kedua belah pihak dan para tamu. Setelah selesai kedua mempelai, kerabat , dan para tamu dibawa ke kuil Shinto. Dalam upacara ini pendeta Shinto menyucikan kedua pengantin dan dilanjutkan dengan bertukar cawan sake pengantin yang disebut san-san kudo dan saling bertukar cincin. Kedua pengantin juga mempersembahkan ranting pohon Sasaki (pohon yang dianggap suci oleh agama Shinto) kepada dewa.


Resepsi


Resepsi biasanya dilaksanakan setelah upacara pernikahan selesai dilaksakan. Resepsi tersebut berlangsung selama 2 jam dan dilaksanakan dengan tata cara yang tersusun rapi. Tamu yang diundang dan ingin menghadiri resepsi akan membalas surat undangan dan juga membayar “biaya kehadiran”, sebagai gantinya, setelah resepsi selesai akan diberikan souvenir *hm..ternyata sama kayak di kampung saia*.

Resepsi pernikahan ini akan semakin spektakuler *kayaknya kalimat saia lebay lebay gitu* karena kedua pengantin ketika memasuki ruangan secara dramatis akan efek asap dan permainan cahaya *saia jadi membayangkan apa mungkin seperti konser 3 diva ya?*. Ini dimaksudkan agar perhatian para tamu terfokus pada kedua pengantin. Setelah itu pembawa acara akan memberi selamat dan akan mengenalkan orang yang berperan sebagi nakado (comblang) pasangan berbahagia tersebut. Selanjutnya acara pemberian sambutan dan setelahnya pengantin akan melakukan pemotongan kue dan berdansa.

Acara selanjutnya adalah kanpai, acara yang ditunggu-tunggu para tamu karena kanpai adalah saat rileks setelah melakukan acara resepsi yang panjang dan “membosankan”, biasanya para tamu dipersilahkan makan dan minum. Sebelum resepsi berakhir, kedua mempelai melakukan candle service. Kedua mempelai membawa lilin yang telah dinyalakan dengan api yang ada di meja kedua orang tua mempelai. Setelah itu kedua mempelai berjalan menyalakan lilin yang berada di meja tamu. Selesainya mereka kembali ke meja mereka dan menyalakan lilin yang disebut memorial candle. Resepsi diakhiri dengan pemberian karangan bunga atau hadiah dari kedua orang tua mereka.


Credit : animonster magazine

Brilliant Legacy Episode 5


Saat makan bersama, Nenek Jang Sook-ja (Ban Hyo-jung) mengajukan tawaran yang sama sekali tidak disangka : ia bakal membantu Eun-sung (Han Hyo-joo) mencari adiknya yang hilang Eun-woo (Yun Joon-suk) asalkan gadis itu mau tinggal dirumahnya.

Bisa ditebak, keputusan itu langsung ditentang menantunya Oh Young-ran (Yoo Ji-in) dan cucu perempuannya Sun Woo-jung (Han Ye-won). Menurut mereka, imbalan yang paling cocok bagi Eun-sung adalah uang. Ucapan tersebut langsung membuat Nenek Jang marah, ia menganggap keduanya tidak memahami arti membalas budi yang sebenarnya.

Tindakan Nenek Jang tidak hanya sampai disitu, ia meminta Park Soo-jae (Park Sang-hyun) yang merupakan direktur perusahaan makanan Jin Sung untuk memasukkan lamaran Eun-sung supaya dirinya bisa diterima di perusahaan. Meski heran, Direktur Park sadar bahwa telah terjadi sesuatu yang luar biasa dalam diri Nenek Jang selama dirinya menumpang di rumah Eun-sung.

Berita bahagia yang disampaikan Eun-sung membuat Hye-ri (Min Young-won) gembira, namun Eun-sung sendiri merasa dirinya tidak pantas mendapat imbalan seperti itu atas perbuatan kecil yang dilakukannya. Namun, gadis itu langsung dimarahi oleh Hye-ri, yang meminta Eun-sung untuk memikirkan Eun-woo.

Sebelum pergi, Eun-sung dikunjungi oleh sahabatnya Jung In-young (Son Yeo-eun). Merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Eun-woo, In-young menceritakan soal Seung-mi yang pernah menanyakan keberadaan Eun-sung yang kontan membuat gadis itu tersenyum lebar. Namun begitu sampai di rumah nenek Jang, senyuman tersebut langsung berubah.

Eun-sung sangat kaget saat tahu Woo-hwan (Lee Seung-gi) yang dibencinya ternyata adalah cucu Nenek Jang. Langsung menuduh Eun-sung sebagai penipu, dengan kasar Woo-hwan mengusir gadis malang itu. Tidak kalah kesal, Eun-sung menyebut tidak sudi tinggal di rumah Woo-hwan dan pergi sambil berurai air mata. Keruan saja, Nenek Jang yang baru tiba keheranan melihat Eun-sung pergi sambil menangis.

Begitu tahu kalau penyebabnya adalah Woo-hwan, Nenek Jang meminta sang cucu untuk membujuk Eun-sung untuk kembali. Bahkan ancamannya tidak main-main : bila tidak berhasil, Woo-hwan tidak boleh pulang. Keesokan harinya, Woo-hwan yang masih ngambek berpamitan dengan sang nenek karena berniat kembali ke Amerika.

Siapa sangka, niat tersebut dicegah Nenek Jang, yang tidak ingin Woo-hwan kuliah sambil hura-hura tanpa tujuan hidup yang jelas. Dengan tegas, Nenek Jang meminta Woo-hwan menyusun rencana masa depannya dalam waktu seminggu. Woo-jung yang sempat menertawakan kemalangan sang kakak langsung terdiam ketika Nenek Jang menyebut kalau hal yang sama juga berlaku untuk gadis itu.

Di rumah, Eun-sung langsung mengutuk kemalangannya. Namun, telepon dari perusahaan makanan Jin Sung membuat Eun-sung kaget, ia tidak menyangka bakal dipanggil untuk wawancara. Begitu diminta masuk ke ruangan presiden perusahaan, Eun-sung langsung ternganga saat tahu orang tersebut tidak lain adalah Nenek Jang.

Dengan suara tegas, Nenek Jang menegur Eun-sung yang dengan emosi pergi tanpa memikirkan kalau kepergiannya bisa membuat Eun-woo semakin sulit ditemukan. Setelah mendengar cerita Eun-sung soal koper yang tertukar, Nenek Jang kembali menjanjikan bakal menemukan Eun-woo apabila gadis itu mau tinggal dirumahnya.

Membawa proposal kerja sama dengan berseri-seri, Sung-hee (Kim Mi-sook) sangat terkejut melihat Nenek Jang tengah bersama Eun-sung. Sambil bersembunyi, ia mendengar ajakan sang nenek supaya anak tirinya tinggal di rumah pemilik perusahaan Jin Sung itu. Keruan saja, Sung-hee langsung lemas. Sikap Sung-hee langsung berubah 180 derajat. Begitu ada kesempatan, ia mengajak Seung-mi berziarah ke tempat abu Pyung-joong ditaruh.

Dugaannya tidak meleset, Eun-sung telah berada disana lebih dulu. Sikap ramah Sung-hee yang mendadak ramah tidak hanya membuat Eun-sung bingung tapi juga Seung-mi. Belakangan, Seung-mi baru menyadari alasan perubahan sikap sang ibu. Meski berat, gadis itu terpaksa menuruti keinginan Jung-hee.

Sempat heran melihat Seung-mi ternyata juga mengikuti pelatihan di perusahaan Jin Sung, Eun-sung mendapat telepon dari Jung-hee saat istirahat makan siang. Rupanya, sang ibu tiri meminta Eun-sung untuk merahasiakan hubungannya dengan Jung-hee dan Seung-mi. Alasannya sederhana : Jung-hee tidak ingin keluarga Woo-hwan, yang disebut sebagai calon suami Seung-mi, tahu kalau keluarganya telah bangkrut.

Senang karena Eun-sung menurut, Sung-hee berbohong dengan menyebut dirinya bakal naik bis. Pada kenyataannya, wanita itu mengemudikan sebuah mobil mewah ke sebuah tempat pijat. Ia tidak sadar bahwa disana, suaminya yang masih hidup Go Pyung-joong (Jun In-taek) telah menunggu.



indosiar.com

Brilliant Legacy Episode 4


Karena kasihan, Eun-sung (Han Hyo-joo) mengajak Nenek Jang Sook-ja (Ban Hyo-jung) tinggal di rumah barunya. Keputusan tersebut dicerca Hye-ri (Min Young-won), namun Eun-sung tetap ngotot pada keputusannya. Mereka tidak sadar bahwa dari dalam rumah, Nenek Jang mendengar semuanya.

Di saat yang sama, Oh Young-ran (Yoo Ji-in) yang terlalu memanjakan Woo-hwan (Lee Seung-gi) tidak berdaya ketika sang putra berkata dengan ketus bakal kembali ke Amerika. Begitu mendengar keputusan Woo-hwan, Seung-mi (Moon Chae-won) tanpa banyak bicara langsung menenggak beberapa gelas arak. Dalam keadaan setengah mabuk, Seung-mi menyebut Woo-hwan kejam dan tidak mengerti perasaannya terhadap pemuda itu.

Hilangnya Nenek Jang dari rumah membuat Young-ran dan putrinya Woo-jung (Han Ye-won) kuatir, keduanya cuma bisa melampiaskan kekesalan pada kepala pelayan Pyo Sung-chul (Lee Seung-hyung). Mengaku tidak tahu dimana keberadaan sang majikan, Kepala Pelayan Pyo yang mengerti betul akan watak Nenek Jang menyebut kalau wanita tua itu pasti kembali.

Kebaikan hati Eun-sung yang mau menerima orang tua yang mengalami nasib malang seperti dirinya membuat Nenek Jang terharu, apalagi gadis itu rela bangun pagi demi mempersiapkan barang dagangannya. Melihat Eun-sung terkantuk-kantuk, Nenek Jang langsung menawarkan diri untuk ikut berjualan sekaligus membagi resep rahasianya.

Begitu kembali ke rumah, ucapan Eun-sung kalau dirinya tidak menyangka uang bisa begitu menakutkan membuat kepala Nenek Jang sakit dan pelan-pelan ingatannya, terutama saat menampar wajah sang cucu Woo-hwan, kembali. Hal pertama yang diingat sang nenek adalah : sudah berapa hari dirinya pergi dari rumah.

Saat hendak makan siang setelah menempelkan poster orang hilang, Eun-sung kembali bertemu Jun-se (Bae Soo-bin). Iba melihat Eun-sung kelelahan hingga mimisan, Jun-se menawarkan gadis itu untuk bekerja di restoran miliknya. Namun Eun-sung malah marah, ia menyebut tidak perlu dikasihani. Rupanya Eun-sung mengira kalau restoran adalah milik Lee Hyung-jin (Kim Jae-seung), pria yang langsung pergi begitu tahu keluarganya bangkrut.

Sampai di rumah setelah hari mulai larut, Eun-sung terkejut melihat Nenek Jang belum makan siang. Protes karena makanan yang disajikan tidak enak, sang nenek terkejut saat Eun-sung menebak kalau ingatannya mulai pulih dan langsung marah-marah.

Nenek Jang kembali berulah. Saat pulang, Eun-sung terkejut karena dimarahi oleh pemilik rumah karena bunganya dipetik tanpa ijin. Rupanya, pelaku pemetikan adalah Nenek Jang. Saat diomeli, Nenek Jang berbalik marah. Melihat Eun-sung menangis, Nenek Jang tidak tega dan langsung mengembalikan selimut yang dipakainya sambil meminta gadis itu tidak mengusirnya.

Kembali ditawari Jun-se untuk bekerja di restoran miliknya, Eun-sung pulang dengan gembira sambil membawa makanan untuk Nenek Jang. Langsung mengenali restoran tersebut, waktu membuat hubungan Nenek Jang dan Eun-sung semakin akrab.

Begitu mendengar alasan Eun-sung bekerja di restoran, dan mengecilkan arti berjualan di pinggir jalan, Nenek Jang langsung pura-pura sakit perut tepat pada saat gadis itu hendak berangkat untuk wawancara kerja. Keruan saja, Eun-sung langsung panik dan membawa Nenek Jang ke rumah sakit. Sesampai disana, tiba-tiba kondisi Nenek Jang pulih.

Eun-sung yang merasa dipermainkan tidak tahan lagi, ia langsung mencari tempat sepi untuk menumpahkan air matanya. Setelah tiba di rumah, pertengkaran keduanya tidak bisa dihindari lagi. Karena emosi, Eun-sung mengaku menyesal telah membiarkan Nenek Jang masuk ke rumahnya. Begitu mendengar alasan Eun-sung, Nenek Jang langsung terdiam karena merasa bersalah telah mempermainkan gadis itu.

Keesokan harinya saat pulang, Eun-sung terkejut mendapati Nenek Jang sudah tidak ada dirumah. Rupanya, sang nenek memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Mendorong kotak untuk mulai berjualan, Eun-sung dicegat oleh Kepala Pelayan Pyo, yang meminta gadis itu ikut dengannya.

Mengaku bakal membawa Eun-sung ke tempat Nenek Jang, gadis itu menurut. Namun, ia setengah tidak percaya saat mobil Kepala Pelayan Pyo berhenti di sebuah rumah besar. Begitu masuk ke dalam, Eun-sung sudah disambut oleh sosok yang dikenalnya dengan baik : Nenek Jang.

The Great Queen Seon Deok Episode 51


Ucapan Bidam (Kim Nam-gil) benar-benar membuat Mishil (Go Hyeon-jeong) tersentuh, ia memegang bahu pemuda itu sambil menahan air mata sebelum kemudian melangkah pergi. Begitu sampai di benteng Daeya, Mishil langsung mengurung diri di kamar sambil memikirkan langkah apa yang harus diambil berikutnya.

Meski sebagian pasukannya kabur akibat gosip soal sumber air yang diracun, Mishil mendapat angin ketika pimpinan dari benteng Seokham yang bersimpati padanya datang dengan puluhan ribu pasukan. Masalahnya, benteng Seokham berbatasan dengan kerajaan Baekje. Dengan suara rendah, Mishil memerintahkan Seolwon (Jun Noh-min) untuk menyuruh pasukan Seokham kembali ke benteng.

Sambil menyebut bahwa semuanya sudah berakhir, Mishil berjalan keluar ruangan dengan gontai. Duduk di kursi kebesarannya, Mishil menjelaskan kepada Seolwon bahwa ia tidak ingin Shilla yang begitu dicintainya hancur. Pada Seolwon, Mishil menyampaikan perintah sekaligus permintaan terakhirnya : menyelamatkan sebanyak mungkin bawahannya. Setelah itu, ia meminta Seolwon menyerahkan surat pada Putri Deokman (Lee Yo-won).

Atas perintah Mishil, benteng Daeya dibuka dan Seolwon dengan pakaian serba putih menyatakan menyerah tanpa syarat. Bidam yang berhasil masuk lebih dulu menemukan Mishil yang telah meminum terduduk di kursinya. Mengaku hanya punya waktu 15 menit, Mishil memberikan wejangan yang benar-benar mempengaruhi Bidam.

Mendengar kalau Mishil ada di ruangannya, Putri Deokman langsung menyusul ke dalam. Begitu sampai, ia melihat Mishil duduk dengan anggunnya sambil memejamkan mata. Tidak menyahut saat dipanggil, Putri Deokman tanpa sadar meneteskan air mata karena sadar kalau Mishil, tokoh yang begitu penting bagi Shilla, sudah tiada.

Setelah Mishil meninggal, tanpa banyak bicara Bidam langsung keluar ruangan dan memacu kudanya. Dibelakangnya, Putri Deokman yang matanya masih sembab muncul dan meminta Yushin (Uhm Tae-woong) untuk melakukan pengejaran.

Begitu dicegat, Bidam yang marah langsung menyerang Yushin, keduanya sempat terlibat perkelahian. Begitu Putri Deokman muncul, Bidam langsung terdiam. Memutuskan bicara empat mata, sang putri meminta Bidam untuk bicara jujur kalau tidak ingin hubungan mereka berakhir. Dengan suara pelan, pria itu akhirnya mengaku kalau Mishil adalah ibu kandungnya.

Mata Putri Deokman langsung terbelalak, ia akhirnya mengerti kenapa Bidam belakangan kerap terlihat bersama Mishil terutama saat sang pemegang segel kerajaan nekat memutuskan untuk merebut tahta. Sadar betapa perihnya hati Bidam atas semua yang terjadi, Putri Deokman dengan lembut memeluk pria itu sambil mencucurkan air mata.

indosiar.com

Selasa, 19 Januari 2010

Kim Nam Gil


Drama periode sejarah The Great Queen Seon-deok ini benar-benar memberi rezeki nomplok pada para bintangnya termasuk Kim Nam-gil yang memerankan Bi-dam. Menjadi bintang populer berkat serial tersebut, Kim Nam-gil telah menyabet proyek berikutnya.

Ia akan menjadi pemeran utama dalam drama bertajuk Bad Guy, yang akan diarahkan PD Lee Hyung Min. Sutradara inilah yang membuat drama sukses Snow Queen, I’m Sorry, I Love You dan Sangdoo, Let’s Go To School. Sebenarnya drama Bad Guy ini sempat disebut-sebut akan dibintangi Lee Min-ho, namun Min-ho lebih memilih Personal Taste.

Drama Bad Guy ini adalah melodrama yang mengisahkan tentang seorang pria modern yang berusaha mencapai ambisi rahasianya. Peran tersebut menantang bagi Kim Nam-gil agar bisa menjadi pria yang maskulin, namun juga seksi dimana karakter tersebut sangat berambisi menjadi pengusaha konglomerat (di Korea, konglomerat dikenal dengan nama chaebol) dengan mengambil alih sebuah grup perusahaan besar.

Diharapkan drama ini bisa tayang pada paruh pertama 2010, namun di samping Kim Nam-gil, masih sedang dicari pemeran pria lain dan juga pemeran utama wanita. Jika The Great Queen Seon-deok membuat Kim Nam-gil meroket popularitasnya sehingga diincar produser, maka jika drama ini kelak sukses, maka kariernya akan makin bersinar terang dalam beberapa tahun mendatang.

Profil

  • Nama: 김남길 / Kim Nam Gil
  • Sebelumnya dikenal sebagai: 이한 / Lee Han
  • Profesi: Aktor
  • Tanggal Lahir: 13 Maret 1981
  • Tinggi Badan: 184 cm
  • Berat Badan: 70 kg
  • Zodiak: Pisces

Sinetron

  • Queen Seon Duk (The Great Queen SeonDeok, MBC, 2009)
  • Terroir (SBS, 2008)
  • Several Questions That Make Us Happy (KBS2, 2007)
  • When Spring Comes (KBS2, 2007)
  • Lovers (SBS, 2006)
  • Goodbye Solo (KBS2, 2006)
  • Be Strong Geum Soon (MBC, 2005)

Film

  • Hand Phone (2009, cameo)
  • Portrait of a Beauty (2008)
  • Modern Boy (2008)
  • Kang Chul Jung : Public Enemy 1-1 (2008)
  • No Regrets (2006)
  • Don’t Look Back (2006)
  • Low Life (2004)

Penghargaan

  • 2009 MBC Drama Awards: Best Couple Award (bersama Lee Yo Won dalam The Great Queen SeonDeok)
  • 2009 MBC Drama Awards: Male Excellence Award (Queen Seon Duk)

Trivia

  • Pendidikan: Universitas Myeong Cheon Ji
  • Dia memulai kariernya sebagai Lee Han tetapi pada tahun 2008 Kim Nam Gil memutuskan untuk menggunakan nama aslinya sebagai nama panggung.
http://pangeran229.wordpress.com/2010/01/17/kim-nam-gil

The Great Queen Seon Deok Episode 50


Kehadiran Bidam, yang menghunus pedangnya, ternyata hanya disambut dengan senyum oleh Mishil. Berniat untuk menunjukkan surat yang dipegangnya, Bidam berubah pikiran dan malah bertanya kenapa Mishil tidak membunuhnya saat hendak merencanakan kudeta. Sayang, jawaban Mishil yang mengaku telah melakukan kesalahan malah membuat hati Bidam semakin sakit.

Mishil kembali mengambil keputusan mengejutkan ketika meminta anak buahnya membiarkan Bidam, yang sudah terkepung, pergi. Di istana, Putri Deokman dikagetkan oleh cerita Jukbang (Lee Moon-shik), yang mengaku pernah diberitahu Sohwa untuk tidak pernah mempercayakan surat rahasia yang direbutnya dari markas Mishil kepada Bidam.

Mulai mengira-ngira apa yang terjadi sebenarnya, Putri Deokman menanti kepulangan Bidam dengan kuatir. Apa yang ditakutkan sang putri terjadi, Bidam mengaku kalau surat rahasia telah hilang. Berusaha menyingkirkan kecurigaannya, Putri Deokman berusaha untuk memastikan kalau Bidam tidak berbohong.

Ketika ditanya soal hubungannya dengan Mishil, Bidam sempat terlihat ragu-ragu. Sementara itu di saat yang sama, Mishil dengan tenang menjawab pertanyaan Sejong (Dok Go-young) dan Misaeng (Jung Woong-in) soal siapa Bidam sebenarnya.

Di depan Sejong (Dok Go-young) dan yang lain, Mishil mengakui kalau Bidam (Kim Nam-gil) adalah putra hasil hubungannya dengan mendiang Raja Jinji. Di saat yang sama, Bidam di hadapan Putri Deokman (Lee Yo-won) menyebut bahwa dirinya dan Mishil tidak punya hubungan apa-apa.

Posisi Mishil dan Putri Deokman mulai berimbang, satu-satunya yang bisa membedakan keadaan adalah apabila kubu Mishil menarik pasukan dari benteng Seokham untuk ikut membantu. Namun, dengan tegas Mishil melarang anak buahnya untuk melibatkan benteng Seokham dalam perseteruannya dengan Putri Deokman.

Saat tengah berdiskusi dengan Putri Deokman, Bidam secara tidak sengaja mendengar saran Jukbang (Lee Moon-shik). Di rapat, Bidam mengusulkan satu cara cepat untuk menaklukkan benteng Daeya : menggunakan racun di saluran air yang menuju tempat itu. Meski brilian, usul tersebut ditentang Yushin karena itu berarti daerah sekitar Daeya tidak akan bisa ditempati selama beberapa tahun kedepan.

Sambil tersenyum, Putri Deokman menyebut bahwa strategi tersebut bakal digunakan untuk memancing kepanikan di benteng Daeya. Ketika dikonfrontir Bidam, Putri Deokman menyebut bahwa itulah cara paling tepat untuk memaksa Mishil menyerah. Setelah itu, Bidam ditugaskan untuk menyerahkan selembar surat pada sang musuh.

Mishil bukan orang bodoh. Bersama Seolwon (Jun Noh-min), ia mampu menebak bahwa desas-desus bakal diracunnya sumber air adalah strategi Putri Deokman untuk memaksanya menyerah. Rupanya Putri Doekman punya rencana sendiri : demi membangun Shilla sekaligus menuntaskan impian menyatukan Tiga Kerajaan, ia hendak mengajak Mishil untuk kembali bergabung.

Di sebuah tempat yang telah disepakati, Putri Deokman dan Mishil melakukan pertemuan. Bisa dibayangkan, bagaimana kagetnya Mishil saat Putri Deokman menyebut berniat merekrutnya kembali untuk membangun Shilla. Dengan tegas, sang putri menyebut Mishil tidak akan punya kesempatan untuk menguasai kerajaan kecuali bila dirinya membangun dinasti dan wilayah sendiri.

Setelah itu, giliran Putri Deokman yang terkejut ketika Mishil menyebut satu-persatu daerah yang pernah ditaklukkannya di masa Raja Jinheung dan telah dianggapnya sebagai bagian dari dirinya. Dari situ, Putri Deokman sadar kalau negosiasi tidak akan berjalan mulus. Mendengar semua itu, Bidam memutuskan untuk menyusul Mishil dan membujuknya.

indosiar.com

Senin, 18 Januari 2010

DORAYAKI


Bahan:
100 gr tepung terigu
2 sdm gula pasir
1 sdm madu
1/2 sdt garam
3 btr telur
75 ml susu cair
1 sdt margarin untuk mengoles

Isi:
100 gr kacang merah
3 sdm gula pasir
150 ml susu cair

Cara membuat:
1. Campur gula pasir, madu, telur dan garam, kocok hingga kental, tambahkan tepung terigu dan susu cair sedikit demi sedikit, aduk rata.
2. Panaskan cetakan dorayaki atau wajan anti lengket diameter 8 cm, oles wajan dengan margarin.
3. Tuang satu sendok sayur adonan ke dalam cetakan hingga 3/4 tinggi cetakan, biarkan hingga permukaannya berlubang lubang, tutup cetakan, masak hingga bagian bawah berwarna kecokelatan. Angkat.
4. Buat isi: rebus kacang merah hingga lunak, angkat, tiriskan, haluskan. Masak kembali hingga kental, masukkan susu cair dan gula pasir, masak hingga kental, angkat.
5. Oles bagian permukaan dorayaki dengan isi hingga rata, tutup dengan dorayaki lagi, sajikan.

Untuk 4 buah

KIMCHI


Bahan-Bahan

  • 1 buah sawi putih
  • 1/2 buah bawang bombay, iris tipis
  • 1/4 btg wortel, iris tipis memanjang
  • 1/4 btg lobak putih, iris tipis
  • 4 btg daun bawang.
  • 2 sdm bawang putih, parut
  • 1 sdt jahe, parut
  • 1/2 gelas bubuk cabe Korea
  • 2 sdt garam
  • 1 sdm gula
  • 1/2 gelas garam kasar/garam laut
  • 1 gelas air cup water
  • 1/4 gelas saus ikan Korea
  • 1/3 gelas air
  • 1 sdm tepung

Cara Mengolah

  1. Belah sawi putih menjadi 4 bagian, cuci dan tiriskan. Potong daun bawang menjadi irisan kecil-kecil.
  2. Campur 1/2 gelas garam kasar dan 1 gelas air. Masukkan sawi putih ke dalam campuran air garam dan rendam 6-8 jam atau semalam. Cuci dan keringkan.
  3. Masukkan 1/3 gelas air dan 1 sdm tepung ke dalam panci di atas api sedang, aduh rata hingga mendidih lalu matikan apinya. Diamkan.
  4. Setelah campuran tepung dan air dingin, masukkan bubuk cabe Korea, garam, gula, saus ikan Korea, bawang putih parut dan jahe. Aduk rata lalu masukkan semua sayuran yg tersisa (daun bawang, lobak, wortel).
  5. Ambil satu bagian sawi putih lalu isi dengan campuran di atas. Usahakan agar sawi dapat dilipat dua lalu bungkus dengan bagian daunnya.
  6. Letakkan di dalam wadah kedap udara dan biarkan semalaman lalu simpan dalam kulkas selama 2-3 hari.
  7. Hidangkan dengan nasi.

Template by:
Free Blog Templates