Rabu, 20 Januari 2010

Japanese Wedding Ceremony




Moshi-moshi minna-san, ^-^ kali ini saia ingin membahas salah 1 kebudayaan masyarakat Jepang tepatnya upacara pernikahan.


Kita semua tahu bahwa pernikahan adalah pengikat bagi 2 insan manusia dalam suatu hubungan resmi dan sah secara agama dan Negara *kelihatannya kalimat saia yang ini sangat terlalu mendalam, he he he ^-^*. Walaupun begitu pasti di setiap daerah maupun Negara, tata cara dalam melaksakan upacara pengikat ini berbeda. Seperti halnya di Jepang. Di Jepang terdapat 2 jenis upacara pernikahan yaitu ala barat atau kirisuto-kyou shiki dan juga ala Shinto atau shinzen kekkon shiki. Tentunya sebelum memulai upacara pernikahan kedua mempelai harus mendaftarkan pernikahan mereka ke kantor pemerintahan setempat. Ritual upacara pernikahan ala barat di Jepang diadaptasi dari upacara pernikahan dalam agama Kristen/Katolik jadi tidak banyak perbedaan dengan Negara lain. Sedangkan ala Shinto cukup unik.


Kenapa begitu? Karena sebelum upacara terselenggarakan, pengantin wanita di “warnai” dengan bedak putih dari kepala hingga ujung kaki sebagai symbol bahwa sang wanita masih suci dihadapan para dewa. Pengantin wanita kemudian memakai kimono brokat berwarna putih dan sanggul tradisional. Kimono yang digunakan disebut uchikake atau shiromuku. Setelah rambutnya ditata dan dipasang wig, kepala sang pengantin diberi penutup kepala. Ada dua macam penutup kepala yang lazim digunakan, yaitu wataboshi (tudung pengantin) dan tsunokakushi, penutup dahi yang dikatakan menyembunyikan “tanduk kecemburuan” sang pengantin. Tsunokakushi juga menyimbolkan niat sang pengantin menjadi istri yang lembut dan penurut. Untuk pengantin pria cukup memakai kimono resmi dengan hakama *ternyata dimana2 pengantin wanita itu selalu ribet.. huft =3=*

tsunokakushi


Pesiapan dan Upacara


Pagi-pagi sekali pengantin wanita harus sudah didandani paling tidak 2 jam sebelum upacara. Penata rias tak hanya mendandani pengantin saja, mereka juga bertugas untuk mengurus tata rias dan busana keluarga dari kedua belah pihak dalam gaya formal. Satu jam sebelum upacara dimulai, pengantin pria dan para tamu harus sudah datang.

Agenda pertama adalah sesi berfoto bersama yang diikuti keluarga kedua belah pihak dan para tamu. Setelah selesai kedua mempelai, kerabat , dan para tamu dibawa ke kuil Shinto. Dalam upacara ini pendeta Shinto menyucikan kedua pengantin dan dilanjutkan dengan bertukar cawan sake pengantin yang disebut san-san kudo dan saling bertukar cincin. Kedua pengantin juga mempersembahkan ranting pohon Sasaki (pohon yang dianggap suci oleh agama Shinto) kepada dewa.


Resepsi


Resepsi biasanya dilaksanakan setelah upacara pernikahan selesai dilaksakan. Resepsi tersebut berlangsung selama 2 jam dan dilaksanakan dengan tata cara yang tersusun rapi. Tamu yang diundang dan ingin menghadiri resepsi akan membalas surat undangan dan juga membayar “biaya kehadiran”, sebagai gantinya, setelah resepsi selesai akan diberikan souvenir *hm..ternyata sama kayak di kampung saia*.

Resepsi pernikahan ini akan semakin spektakuler *kayaknya kalimat saia lebay lebay gitu* karena kedua pengantin ketika memasuki ruangan secara dramatis akan efek asap dan permainan cahaya *saia jadi membayangkan apa mungkin seperti konser 3 diva ya?*. Ini dimaksudkan agar perhatian para tamu terfokus pada kedua pengantin. Setelah itu pembawa acara akan memberi selamat dan akan mengenalkan orang yang berperan sebagi nakado (comblang) pasangan berbahagia tersebut. Selanjutnya acara pemberian sambutan dan setelahnya pengantin akan melakukan pemotongan kue dan berdansa.

Acara selanjutnya adalah kanpai, acara yang ditunggu-tunggu para tamu karena kanpai adalah saat rileks setelah melakukan acara resepsi yang panjang dan “membosankan”, biasanya para tamu dipersilahkan makan dan minum. Sebelum resepsi berakhir, kedua mempelai melakukan candle service. Kedua mempelai membawa lilin yang telah dinyalakan dengan api yang ada di meja kedua orang tua mempelai. Setelah itu kedua mempelai berjalan menyalakan lilin yang berada di meja tamu. Selesainya mereka kembali ke meja mereka dan menyalakan lilin yang disebut memorial candle. Resepsi diakhiri dengan pemberian karangan bunga atau hadiah dari kedua orang tua mereka.


Credit : animonster magazine

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates